Seandainya, Jikalau, Bila Waktu Bisa Diulang, Aku Benci Keadaan, Aku Benci Diriku, Ini Semua Salah Mereka, Ini Semua Salahku
Lihatlah
daun yang tak pernah menyalahkan angin karena telah menjatuhkan
dirinya…lihatlah daun yang tak pernah menyalahkan angin, karena angin
telah meniupkan dirinya sejauh mungkin dari kelompoknya, hingga mungkin
daunpun terjatuh pada tempat yang kotor. Tapi daun tak pernah marah pada
angin.
Dan berapa sering kita menyesali diri atas apa yang terjadi dalam hidup kita?
Berapa sering kita berkata : ” Andai saja dulu saya seperti ini, mungkin sekarang tak begini??”
Berapa kali kita berfikir : “ Jikalau saja
saya tak menjatuhkan pilihan seperti ini, mungkin sekarang hidup saya
akan lebih baik.”
Dan berapa banyakkah kita menghujat : “ saya
benci keadaan seperti ini, saya benci diri saya yang tak mampu
mempersembahkan yang terbaik! Ini bukan karena salah saya koq, saya
begini karena dia, karena merka, karena kalian yang begini, begitu. Coba
saja kalau seumpanya mereka tak ikut campur dalam kehidupan saya! Lihat
hidup saya sekarang hancurkan!!”
Seringkah kita berucap : “ bila waktu bisa di putar ulang kembali…pasti saya taka akan berbuat seperti ini.”
Ya,
tanpa kita sadari kita sering berkata begitu. Padahal kata andai saja,
jikalau, bila waktu dapat di putar kembali. Hanyalah sebuah usaha syetan
untuk menjerumuskan kita dalam penyesalan yang berlarut-larut. Padahal
segala sesuatu yang berlarut-larut dan berkepanjangan adalah suatu
perkara yang di larang agama. Kata-kata itupun merupakan usaha syetan
untuk memperpanjang angan kita, padahal belum tentu jika kita kembali
lagi pada masa lalu dan membuat keputusan yang lain, belum tentu juga
hidup kita lebih baik dan sesuai dengan keinginan kita. Bisa jadi hidup
kita malah lebih hancurkan?? Apa kita mau melampaui rencana-Nya? Apa
kita berusaha mengatur sang Khalik dengan semua ilmu yang kita
miliki,ilmu yang hanya sedikit? Dan rencana-rencana kita?.
Kata-kata serupa seperti di atas juga bisa
jadi upaya syetan secara halus yang mengajak kita untuk tidak bersyukur,
agar kita tidak percaya pada takdir-Nya. Padahal taukah kalian, bahwa
Allah selalu memberi hal terbaik bagi umat-Nya, meskipun terkadang hal
itu berupa kegagalan dalam meraih cita-cita, kehilangan sesorang yang
dicinta, kehilangan harta benda. Atau bencana alam sekalipun.
Maka dari itu janganlah bersedih, jangan
pernah menyesali diri dan keadaan secara berlarut-larut. Justru dengan
berbagai himpitan masalah, ujian Allah mengiginkan kita agar tetap
mendekat pada-Nya, Allah ingin kita selalu bermanja dengan-Nya, selalu
menggantungkan harapan pada-Nya, selalu ingin dipenuhi hak-hak-Nya. Dan
sekali lagi JANGAN PERNAH berkata SEANDAINYA, JIKALAU, BILA WAKTU BISA DIULANG, AKU BENCI KEADAAN, AKU BENCI DIRIKU, INI SEMUA SALAH MEREKA, INI SEMUA SALAHKU.
Semua sudah tertulis di lembaran lauhil mahfudz. ALLAH TIDAK PERNAH SEKALIPUN MENDZHALIMI KITA, TIDAK PERNAH!! Allah
teramat mencintai kita dengan cara-Nya sendiri yang tak pernah bisa
kita terka. Maka cobalah melihat kedepan, menata ulang segala yang perlu
kita benahi, tunaikan hak-Nya dan kewajiban kita sebagai umat-Nya
dengan baik. InsyaAllah Dia selalu ada di saat kita butuh, pertolongan
Allah sangat dekat. Kasih sayang Allah lebih besar ketimbang murka dan
azab-Nya, itu terbukti dari asma-asma-Nya. Begitu banyak asama-Nya yang
menggambarkan kemurahan dan kasih-Nya. Maka jangan berputus asa dan
berpangku tangan.
***
BANGKIT!! DAN GAPAILAH KARAMAH-Nya, RAHMAT-Nya, MAGFIRAH-Nya, PETUNJUK-NYa, dan CINTA-Nya!!
LA TAHZAN ALLAH MA’ANA!!
HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIL!!
LA HAULA WA LA QUATA ILLA BILLAH!!
SUBHANALLOH WAL HAMDULILLAH WA LA ILLAHA ILLALOH WA LLOHU AKBAR!!
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !